Media sosial ini saat ini telah menjadi salah satu platform untuk mengekspresikan diri. Contohnya wanita-wanita yang memiliki hobi dan ketertarikan dengan industri kecantikan. Terkadang, saking “flawless”nya tampilan kulit atau makeup pada wanita tersebut membuat audiens menjadi merasa bahwa makeup yang sebenarnya itu harus tampak mulus dan terlihat seperti second skin. Namun pada kenyataannya, makeup itu tetap akan terlihat seperti suatu lapisan yang ada di atas kulit. Kalau dilihat dari jauh memang terlihat natural dan mulus namun jika dilihat lebih dekat, maka akan jelas nampak “keberadaan” makeup itu sendiri. Jika dalam foto pemotretan model, biasanya kulit dari model tersebut akan diedit sehingga kulit wajah yang terpampang pada hasil foto tersebut tampak sehat dan mulus bak tanpa pori.
Banyak juga yang mengira bahwa makeup dapat menutup tekstur kulit. Hal ini dapat terjadi karena ada pengaruh dari pencahayaan dan juga angle foto. Jika dilihat secara langsung, tekstur-tekstur tersebut tetap akan masih nampak karena sejatinya makeup hanya menutupi hiperpigmentasi dan meratakan warna kulit. Untuk menghilangkan tekstur pada kulit wajah dibutuhkan usaha untuk melakukan serangkaian perawatan agar permukaan kulit jadi lebih halus dan rata.
Selain itu, beberapa brand makeup kini berlomba-lomba untuk membuat makeup yang tahan seharian dan transferproof. Sebenarnya, tidak ada makeup yang benar-benar transferproof. Mungkin yang lebih tepat adalah minim transfer. Saat beraktivitas, pasti ada pergerakan yang terjadi pada wajah misalnya berbicara. Nah, hal ini akan membuat makeup yang menempel di area smile lines atau pipi jadi lebih mudah luntur. Belum lagi ditambah dengan pemakaian masker yang membuat area sekitar mulut menjadi lembap dan area hidung yang selalu bersentuhan dengan masker menjadi lebih mudah untuk transfer.
Mulai dari sekarang, wajarin aja ya kondisi dalam makeup seperti yang sudah Min-A jelasin di atas🥰