Written by : Sahara Santana
Produk cosmetics hasil manufaktur untuk manusia sering kali diuji terlebih dahulu keamanan dan kenyamanannya. Demi mendapatkan sebuah produk yang menyenangkan ketika dipakai, dilakukan uji coba produk untuk melihat bagaimana kandungan zat tertentu dalam produk tersebut bereaksi pada makhluk hidup. Kegiatan ini kadang dilakukan oleh pembuat produk secara berkala, mulai dari makhluk hidup berupa tumbuhan, hewan, kemudian manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, uji coba ini semakin jarang dilakukan, karena data uji coba semakin terakumulasi, hingga sebagian besar zat telah diketahui sifat dan reaksinya terhadap manusia. Walaupun demikian, banyak grup dan perusahaan tertentu yang tetap melaksanakan uji coba zat produk mereka yang bisa berbahaya bagi hewan dan manusia. Pada tingkatan lain, bahkan ada perusahaan yang menggunakan bagian tubuh hewan untuk membuat produk mereka. Lantas, tes apa saja dan bagaimana sebenarnya regulasi terhadap uji coba hewan tersebut?
Jenis uji coba yang dilakukan perusahaan-perusahaan terhadap sebagian besar hewan ini beragam metode dan tujuannya, tetapi semua tetap berujung pada pembuatan produk dengan tingkat kandungan zat yang nyaman bagi pelanggan mereka. Uji coba dilakukan kepada hewan-hewan kecil yang memiliki sifat kulit dan otak terdekat pada manusia, seperti tikus, marmot, kelinci, dan bahkan anjing. Uji coba yang paling “lembut” terdapat pada jenis uji coba zat yang cenderung sudah tergolong aman bagi hewan dan manusia, sehingga jenis uji coba ini kadang hanya berupa melihat bagaimana zat tersebut dapat menimbulkan gangguan atau kenyamanan pada hewan. Ini bertujuan untuk melihat bagaimana zat tersebut terasa secara fisik pada kulit manusia. Pada tingkat lanjutannya, uji coba yang sudah mulai menyakiti hewan dapat berupa uji coba jenis alergi atau penyakit apa yang dapat ditimbulkan suatu zat pada hewan, yang kadang berujung pada hewan yang sakit, lemas, atau mati. Jenis uji coba yang paling terkenal akan ketidak-etisannya dapat ditemukan dalam jenis uji coba yang melihat seberapa banyak kandungan zat yang dibutuhkan untuk membunuh hewan. Ini bertujuan untuk melihat pada taraf apa zat tersebut menjadi berbahaya dan mematikan, agar dapat dicegah saat nantinya digunakan dalam sebuah produk.
Uji coba hewan memang kadang bersifat tidak etis selaku kita sebagai manusia yang berakal untuk membuat hewan yang bergerak dengan insting menderita demi produk yang kita gunakan. Peraturan pada dunia internasional masih baru mengatur beberapa jenis tes yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan pada beberapa jenis hewan tertentu, dan belum bersifat secara menyeluruh. Terlepas dari data yang sudah dapat ditemukan dari banyak jenis uji coba hewan terdahulu, banyak perusahaan tetap melakukan hal tersebut sekarang. Perlakuan uji coba hewan masih diserahkan pada kesadaran dari masing-masing perusahaan sendiri. Aeris Beaute adalah salah satu perusahaan yang menolak untuk melakukan hal tersebut. Selain karena kesadaran untuk tidak menyakiti hewan, tetapi juga karena produk-produk Aeris dibuat dari bahan-bahan sintetis yang lebih nyaman dan steril bagi kulit manusia. Segeralah beralih ke vegan makeup brush Aeris Beaute dan turut serta dalam menghentikan kekejaman uji coba hewan.